Ada aturan tak tertulis disini. Yaitu ketika kereta sampai, maka penumpang akan berhamburan, berloma-lomba siapa yang paling cepat untuk keluar kereta menuju pintu keluar stasiun. Mereka yang berpakaian rapi ala orang kantoran, tampak berwibawa, dalam beberapa detik akan berubah bak zombie yang kelaparan. Mereka akan kompak mengumpat penumpang yang menghalangi jalan mereka keluar dari kereta.
"TURUN DULU WOY! YANG DI DEPAN PINTU TURUN DULU!!"
"TURUN DULU!!"
"TURUN DULU!!"
Bagi penumpang yang belum sampai di stasiun tujuannya, turun dari kereta sebentar untuk memberikan jalan kepada para anak Sudirman itu adalah keputusan yang terbaik.
Di sore hari, stasiun ini akan penuh sesak dengan "anak Sudirman" yang hendak kembali ke rumah masing-masing. Peron 1 dan 2 akan penuh dengan manusia yang terlihat semerawut seperti laron. Peron yang tidak terlalu luas, tidak adanya kipas angin, dan jumlah penumpang yang terus bertambah setiap detiknya adalah pengalaman indah bagi anak Sudirman.
Kenapa stasiun ini begitu ramainya?
Bisakah kesemerawutan ini sedikit diurai?
Yang terpikirkan adalah, bagaimana jika semua stasiun di Jakarta diubah saja namanya menjadi Stasiun Sudirman?
😂😂😂
*****
Hari ke: 12
@30haribercerita #30hbc #30hbc19 #30hbc1912 #30hbc19jika #stasiun #sudirman #stasiunsudirman
📷: me
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar