Masuk di hari ketiga 30HBC, hari ini gw mau nulis agak serius. Ini bukan tulisan puitis yang bikin kalian terawang-awang, tapi ya.. coba baca aja sendiri.
Seperti judulnya: Spread Love, No Hate. Gw mau mengajak kalian menebarkan cinta (hal-hal baik) daripada kebencian. Karena ini gw posting di sosial media, maka gw akan berbicara seputar sosial media. Berapa banyak hate speech yang kalian baca di sosial media, manapun? Satu, dua, tiga, atau tak terhitung?
Buat yang belum tau hate speech itu apa, bahasa Indonesianya adalah ujaran kebencian atau ucapan kebencian.
"Ucapan kebencian adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, orientasi seksual, kewarganegaraan, agama, dan lain-lain." -Wikipedia
Gw pernah bilang di blog gw (kalau gak salah) bahwa jangan sampai hate speech mengubah pola pandang kita yang menjadikan hate speech itu sebagai hal biasa, karena terlalu seringnya kita membaca hate speech di sosial media maka kita menciptakan sebuah pemakluman atas hate speech itu sendiri.
Banyak orang yang menyebarkan sesuatu yang belum pasti kebenarannya, tanpa mereka analisis, tanpa berpikir lebih jauh. Terkadang berita itu bahkan mengarah pada hate speech dan profokasi daripada menyebarkan sesuatu yang membangun. Pada akhirnya orang-orang akan saling mencela, menghujat, bahkan saling menjatuhkan. Anehnya orang yang ga tahu apa-apa juga ikutan nimbrung. Hmmm..
Sejarah terbentuk atas kejadian di masa lalu. Peradaban terjadi karena evolusi budaya. Intinya menurut gw hate speech jangan dijadikan sebuah pemakluman. Kalau kalian peduli dengan masa depan generasi kalian, ciptakan budaya yang baik agar menjadi sejarah yang baik juga.
Kalau kata awkarin, bahagia itu bisa nular. Kalau kita posting-posting yang positif mudah-mudahan dampaknya akan positif juga. Suatu hal yang terjadi di dunia terbentuk dari sebuah siklus. Yuk kita #spreadlovenohate. Kurangin julit-julit yang gak perlu. Segala idung artis lah dikomenin jelek, anak-anak artis lah dibilang kampungan, sampai postingan tentang presiden dan calon presiden juga kayanya gak ada benernya.
Kalau kalian gak mampu buat menebarkan kebahagiaan, daripada posting hal-hal negatif mending gak usah posting apa-apa. Dengan begitu kalian bisa mengurangi aura-aura negatif di social media. Happy itu lebih asik daripada Hate. Kalian bisa cari literatur tentang hal baik apa yang akan terjadi jika lingkungan kalian positif. Karena (Positif x positif = positif)
🤗🤗🤗
*****
Hari ke:3
@30haribercerita #30hbc #30hbc19 #30hbc1902 #spreadlovenohate
*****
Seperti judulnya: Spread Love, No Hate. Gw mau mengajak kalian menebarkan cinta (hal-hal baik) daripada kebencian. Karena ini gw posting di sosial media, maka gw akan berbicara seputar sosial media. Berapa banyak hate speech yang kalian baca di sosial media, manapun? Satu, dua, tiga, atau tak terhitung?
Buat yang belum tau hate speech itu apa, bahasa Indonesianya adalah ujaran kebencian atau ucapan kebencian.
"Ucapan kebencian adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, orientasi seksual, kewarganegaraan, agama, dan lain-lain." -Wikipedia
Gw pernah bilang di blog gw (kalau gak salah) bahwa jangan sampai hate speech mengubah pola pandang kita yang menjadikan hate speech itu sebagai hal biasa, karena terlalu seringnya kita membaca hate speech di sosial media maka kita menciptakan sebuah pemakluman atas hate speech itu sendiri.
Banyak orang yang menyebarkan sesuatu yang belum pasti kebenarannya, tanpa mereka analisis, tanpa berpikir lebih jauh. Terkadang berita itu bahkan mengarah pada hate speech dan profokasi daripada menyebarkan sesuatu yang membangun. Pada akhirnya orang-orang akan saling mencela, menghujat, bahkan saling menjatuhkan. Anehnya orang yang ga tahu apa-apa juga ikutan nimbrung. Hmmm..
Sejarah terbentuk atas kejadian di masa lalu. Peradaban terjadi karena evolusi budaya. Intinya menurut gw hate speech jangan dijadikan sebuah pemakluman. Kalau kalian peduli dengan masa depan generasi kalian, ciptakan budaya yang baik agar menjadi sejarah yang baik juga.
Kalau kata awkarin, bahagia itu bisa nular. Kalau kita posting-posting yang positif mudah-mudahan dampaknya akan positif juga. Suatu hal yang terjadi di dunia terbentuk dari sebuah siklus. Yuk kita #spreadlovenohate. Kurangin julit-julit yang gak perlu. Segala idung artis lah dikomenin jelek, anak-anak artis lah dibilang kampungan, sampai postingan tentang presiden dan calon presiden juga kayanya gak ada benernya.
Kalau kalian gak mampu buat menebarkan kebahagiaan, daripada posting hal-hal negatif mending gak usah posting apa-apa. Dengan begitu kalian bisa mengurangi aura-aura negatif di social media. Happy itu lebih asik daripada Hate. Kalian bisa cari literatur tentang hal baik apa yang akan terjadi jika lingkungan kalian positif. Karena (Positif x positif = positif)
🤗🤗🤗
*****
Hari ke:3
@30haribercerita #30hbc #30hbc19 #30hbc1902 #spreadlovenohate
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar