Jumat, 11 September 2020

PRODUK HAIR STYLING BUAT COWOK RAMBUT TIPIS

Hai. Tulisan ini gw buat di kala WFH, setelah gw mager banget buat kelarin report mingguan dan malah asik liat-liat postingan orang, tiba-tiba gw random aja kepikiran mau nulis lagi. Kayaknya gw udah lama banget ya enggak nulis blog. Ya emang udah lama banget sih. Bahkan tahun ini pun gw gak ikutan #30haribercerita.


Awalnya gw mau cerita tentang pengalaman gw naik gunung yang gw anggap sebagai pencapaian gw yang luar biasa di 28 tahun hidup gw ini. Hahaha.. Tapi itu nanti aja deh. Gw justru malah kepikiran mau rekomendasiin produk-produk hair styling buat cowok yang punya masalah sama kayak gw, yaitu rambut tipis, dan susah diatur.


Oke gw jelasin dulu ya. Yang kenal sama gw dari SD-SMA mungkin kalian masih inget kalo rambut gw tebel banget kayak sapu ijuk dan kalo lagi gak sisiran itu ngembang banget kayak singa. Gw jarang sih gondrong, jadi gak begitu ter-notice. Tapi menjelang Ujian Nasional, gw ketombean parah banget. Jadi gw shampoan tiap hari. Iya sih rambut gw bersih tapi jadi kering dan rontok. Sedihnya sekarang gak numbuh lagi. Hahaha.. Ya sudahlah ya..


Sekarang gw mau share rekomendasi produk buat kalian yang rambutnya tipis dan susah diatur hanya dengan sisir. Ini berdasarkan pengalaman gw ya. Intinya sih buat rambut tipis itu jangan pakai poduk: gel, pomade, wax yang finishnya wet, atau apapun itu yang bikin rambut kalian berat, karena bakal bikin kalian keliatan abis kecebur dan lepek banget.


Pilih produk yang extra hold dan finish nya dry.


Rekomendasi produk gw:


1. Gatsby Moving Rubber Grunge Mat (yang warna abu-abu)

Wajib yang warna abu-abu. Karena berdasarkan pengalaman gw, yang warna lainnya terlalu bikin rambut basah dan rambut kalian gak bisa kelihatan bervolume. Sebenernya ini buat Harajuku style sih. Tapi ini bagus banget buat kalian yang rambutnya tipis.

Cara pakainya: kalian bisa liat di youtube ya cara styling buat rambut tipis supaya kelihatan bervolume.

Kekurangan dari produk ini adalah harga nya yang lebih mahal dari Gatsby gel yang ada di indomaret. Dan yang warna abu-abu ini cari nya agak susah. Di indomaret/alfamart gak ada soalnya. Kalian harus ke carefour atau supermarket besar yang jual produk impor atau yang punya beauty area atau men’s care sendiri. Oh iya, buat ngebersihinnya juga gak bisa pakai air biasa ya. Gw sih biasanya pakai air hangat atau hair conditioner yang gak mengandung silicon. Nanti kapan-kapan gw share ya produk yang ampuh banget buat ngebersihin si Gatsby ini.



2. Tresemme Hair Spray Extra Hold

TRESemme Hair Spray Extra Hold

Iya, hair spray. Serius. Tapi ini hair spray bagus banget buat kalian yang berambut tipis. Usahain kalian bikin volume dulu di rambut kalian. Bisa dengan sisir ke arah berlawanan dulu, baru semprot-semprot dan mulai styling.


Produk ini lumayan long lasting sih. Gw biasanya pakai produk ini kalo rambut gw lagi lepek dan lagi males nata-nata pake wax. Kalua pake ini kan tinggal sisiran, semprot-semprot, atur, semprot-semprot lagi. Buat efek rambut kece anti badai, kalian bisa tuh kombinasiin sama si Gatsby moving rubber abu-abu. Pertama kalian pakai si Gatsby, baru setelah rapi, kalian semprot pakai si tresemme. Dijamin anti badai


Sayangnya aerosol itu gak bagus ya buat lingkungan. Jadi kalau kalian sayang lingkungan, kalian bisa pertimbangin produk gw yang ketiga ini. Disamping produk ini harganya juga lumayan sih. hahaha.. Tapi sebanding kok sama kualitasnya. Diadu sama hair spray Barbara yang warna hitam, menurut gw tresemme ini masih unggul.



3. Good Hair Spray

Jual Good Hair Spray non Aerosol Biru 200ml - Gogobli

Ini produk juga lumayan bagus karena harganya murah banget. Semprot-semprot gak pake mikir juga terserah. Tapi kalau masalah ketahanan, masih lebih unggul tresemme. Tapi si good ini non aerosol lho jadi lebih ramah lingkungan. 


Yang gw gak suka sama produk ini wanginya nyegrak banget. Berasa lagi buka pintu salon. Gatau kenapa gw pusing aja nyium wanginya kalo gw lagi semprot-semprot ini. Gw pakai yang warna biru, btw. Karena gw anak biru.



4. Best+ Styling Powder

Hair Styling Powder 'BEST PLUS'

Ini unik. Dia bentuknya bubuk tapi bikin rambut kalian bisa diatur. Gw merekomendasikan produk ini kalau kalian mau nyari produk yang buat nambah volume, ini bisa banget. Tapi soal ketahanan, ini kurang ya. Beberapa jam kemudian rambut kalian akan akan mulai kemana-mana lagi. Enggak rusak sih styling nya. Tapi gak sebagus awal-awal sisiran aja.

 

Udah itu aja review ala-ala gw. Semoga bisa membantu dan ngasih pencerahan.

Follow me on Instagram @fahmiirul

 

Thanks..

 


Sabtu, 17 Agustus 2019

Curhatan Aja

Sumber ilustrasi: Pexels

17/08/2019
Mau share aja ttg pengalaman gak enak gw hari ini.
Kejadiannya di stasiun MRT Bendungan Hilir. Kondisinya gw lagi sendiri.

Sebelumnya gw mau ingetin aja buat yang baca, bahwa 17 Agustus adalah peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan yang diusahakan (lebih tepatnya diperjuangkan) oleh para pejuang yang namanya gw yakin juga gak kalian kenal.

Jadi ceritanya gw hari ini lagi pergi sendirian ke suatu tempat. Di stasiun MRT gw jalan beriringan dengan 2 orang ibu-ibu yang berpenampilan identik dengan suatu agama tertentu. Gw sengaja gak mau sebut agamanya disini buat menghindari multipersepsi dan terutama buat menghindari persepsi negatif tentang suatu agama atau golongan tertentu.

Pas gw lagi jalan, ibu-ibu itu bilang:
"Mas, mas.. Bangun mas.. "
"Mas, mas.. Bangun mas.. "

Gw bingung doong..
Secara itu stasiun MRT gak mungkin ada orang tidur. Dan kondisinya lagi sepi. Sekitaran kita tuh gak ada orang lagi. ibu-ibu itu hampir bisa dipastikan ngomong ke gw..

Pas gw nengok ke mereka, mereka ketawa. Ngikik lebih tepatnya.
"Hihihi..."
Terus mereka mendahului gw yang tadinya jalan beriringan sama gw.

Maksudnya apa bu????

Bukan maksud gw buat baper, tapi merujuk ke kejadian-kejadian sebelumnya krn gw disangka Non muslim & disangka Chinese, asumsi gw adalah ibu-ibu itu mau ngeledekin gw yang "chinese" ini.

Padahal: KALIAN SALAH BUK..

Poinnya adalah bukan perkara gw "disangka" beragama tertentu, dari ras atau keturunan tertentu. Gw mah bodoamat yah sama sangkaan atau asumsi orang lain. Karena:

  1. Masalah agama atau keimanan seseorang itu adalah urusan orang tersebut dengan Tuhannya.. Gak usah diberi penilaian. Tuhan yang akan menilai.. Makanya gw suka sebel kalo ada yang nanya agama seseorang public figure di sosmed.. Yaudah sih. Kepo deh lu..
  2. Masalah gw sering disangka chinese itu gak akan mengubah jati diri gw, gak akan mengurangi potensi dan talenta yang gw punya. Jadi yaudah gw selow aja..
Tapi kali ini masalahnya beda bro, sist. Menurut gw ini udah sampai tahap mengusik ras tertentu. Ini yang gw gak suka.

"Mas, mas.. Bangun mas.. "
“Hihihi…”

Ini tahun 2019 men. Udah gak jaman buat ngebanding-bandingin dari keturunan mana lu terlahir. Lu dari keturunan A atau suku A, bukan berarti lu lebih superior dari keturunan B atau suku B. begitu juga bukan berarti karena lu terlahir dari keturunan C, dipastikan lu akan inferior. Tergantung orangnya. Sekarang yang diperlukan adalah persatuan demi kemajuan negara kita. Suatu hal kecil yang positif pasti akan berguna kok. Bukan mempermasalhkan dia dari suku atau keturunan apa, karena perselisihan itu bisa terjadi karena saling membandingkan, dan akhirnya timbullah perpecahan.

So, gak usah deh ngurusin dia dari keturunan mana-mana. Mending pikirin hal berguna apa yang bisa kita buat. Karena kita gak tau kapan pemicu perpecahan itu terbentuk. Maka dari itu di awal gw ingetin tentang perjuangan dan persatuan. Tugas kita turut menjaga persatuan yang sudah ada. Jangan dirusak, Please..


Makasih udah mau baca..

Rabu, 03 April 2019

Hai AEON…


15 Februari 2019, adalah hari dimana gw harus mengucapkan selamat tinggal pada banyak hal. Selamat tinggal untuk Stasiun Rawa Buntu, Stasiun Cisauk, Stasun Serpong, Taman Sakura, catering pak Syarif, catering bu Sisca, catering bu Via, ayam goreng bedeng, Opal Coffee, Jakarta Coffee House, food carnival, golden lamian, meja kerja gw yang selalu gw usahakan buat bersih dan rapi, walaupun gak pernah rapi, dan tentunya selamat tinggal untuk AEON.

Dua tahun yang lalu, saat gw pergi dari FF, gw banyak mendefinisikan arti dari sebuah perpisahan. Namun seiring dengan bergulirnya waktu, gw menyadari bahwa sebuah perpisahan juga adalah sebuah momentum sebagai pembuktian seberapa besar kamu dicintai oleh orang-orang di sekeliling kamu.  Seberapa banyak orang yang menganggap kamu ada, seberapa banyak orang yang bahagia dengan kehadiran kamu, tanpa kamu rekayasa.
FLAT Team
Farewell Card
Banyak orang yang bertanya (pastinya) kenapa resign?
Well, menurut gw rotasi itu absolut, karena bumi pun berotasi dalam setiap detiknya. Berarti akan ada rotasi lainnya yang terjadi diluar fenomena alam tersebut. Ada orang yang datang dan akan ada orang yang pergi. Gw selalu berpikir bahwa setiap orang memiliki batas toleransi yang berbeda, baik tentang toleransi tentang dirinya sendiri, maupun tentang toleransi untuk keadaan yang tidak mampu lagi untuk untuk dijalani. Hal itulah yang menjadi alasan kenapa ada orang yang pergi, dan masih ada orang yang bertahan.

oleh-oleh dari MD. Sampai 1 Troli
Pembuktian bagaimana dirimu adalah saat kamu akan pergi. Gw pernah lihat wawancara di layar kaca, dan pernyataan tokoh tersebut adalah: “saya hanya ingin diterima dan dikelilingi orang baik.” Dan itulah yang gw terapkan sampai saat ini. Saat kamu tidak berekspektasi tinggi akan penerimaan dirimu dalam lingkungan sekitar dan realitanya bahwa kamu mendapatkan banyak hal melebihi apa yang kamu bayangkan, maka itu adalah anugerah. Itu adalah pembuktian tentang hal baik yang sudah kamu lalukan. Rezeki itu bukan hanya soal materi yang bisa dinilai dengan satuan tertentu, tapi rezeki juga bisa berupa orang-orang suportif dan orang-orang baik yang ada di sekeliling kita.

AEON adalah sebuah perusahaan yang memberikan gw kesempatan untuk beraktualisasi. Setelah gw digembleng sedemikian rupa di perusahaan sebelumnya, maka di AEON ini adalah wadah untuk menguji hipotesis yang sudah gw susun tentang apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan yang gw punya. Tempat gw untuk terus berpikir kreatif untuk menyelesaikan sebuah teka-teki. Perusahaan yang sportif memberikan gw kesempatan untuk terus berkembang. Perusahaan yang mempertemukan gw dengan tim yang solid dan sahabat-sahabat yang baik.

Berpisah itu tidak mudah. Jangan percaya Rizky Febian.

Terima kasih untuk semuanya, maaf untuk semuanya. Gw udah gak bisa menulis sedih-sedih lagi untuk postingan ini. Intinya, untuk AEON People, selamat tinggal. Mungkin suatu saat nanti kita bertemu lagi. Gw selalu berdoa untuk kalian semua selalu dalam lindungan Allah SWT. 😊

Oh iya, video farewell gw ada kok di instagram gw, cari aja. Hahaha..

Senin, 18 Februari 2019

Terkadang Sosial Media Itu Beda Dengan Kehidupan Nyata


Sumber: Pinterest

Lagi-lagi postingan tentang sosial media. Karena masih ada lho orang-orang yang bersosial media dengan belum bijak. Kenapa gw bilang begitu? Karena menurut gw orang-orang itu adalah sekelompok orang-orang yang belum paham kalau postingan di sosial media tidak selamanya berkaitan apa yang terjadi di dunia nyata. Gw pernah posting tentang sosial media adalah lahan subur untuk menebar bibit kebencian. Beberapa orang ada yang sepakat, karena akhir-akhir ini banyak akun fake yang posting apapun yang mereka mau, meskipun itu sebenarnya adalah ujaran kebencian. Mereka menggiring opini orang lain untuk sepemikiran dengan mereka. Tapi ada juga lho orang-orang yang justru membuat opini mereka sendiri dan pada akhirnya muncul rasa “tidak nyaman” terhadap seseorang atau kelompok tertentu.

Sosial media memang diciptakan untuk eksistensi, kita bebas untuk menyebarkan kebahagiaan ataupun kesedihan dengan alasan tertentu. Tujuannya apa sih? Ya eksistensi. Supaya orang lain tahu. Tapi menurut gw ada banyak sudut pandang dari setiap postingan yang kita buat. Mari kita ulas komponennya. Disini gw ambil contoh Instagram ya, bisa feeds atau story. Dari satu postingan saja, apa sih yang bisa kita share?
  1. Foto/video/audio
  2. Tulisan
  3. Lokasi/waktu
  4. Moment nya. (dengan mention atau hastag)
Dari keempat hal diatas, haruskah kita posting semuanya, wajibkah kita buat check list setiap kita mau posting sesuatu? Jelas aja enggak. Maksudnya gimana sih?
Foto
Kita bisa posting foto (doang) tanpa embel-embel apapun. Bisa? Ya bisa. Boleh? Ya boleh aja.

Tulisan
Pernah gak kalian lihat foto selfie tapi captionnya kata-kata bijak? Pernah pasti. Bisa? Ya bisa. Boleh? Ya boleh aja.

Lokasi/waktu
Pernah gak sih kalian #latepost misalkan foto liburan cuma buat sekedar iseng atau #throwback. Posting aah… padahal kalian lagi ada di kantor. Bisa? Ya bisa. Boleh? Ya boleh aja.

Moment
Pernah gak kalian posting sesuatu cuma buat nunjukin “gw lagi jalan sama mereka lho” atau “kita kan jarang bisa jalan bareng, share aah…” kemudian teman kalian yang lain repost?. Tanpa sebut lokasi, tanpa sebut waktunya kapan, dan tanpa tulisan apapun yang bisa menggiring opini orang lain. Bisa? Ya bisa. Boleh? Ya boleh aja. Tapi justru ini sih yang bisa bikin bahaya.

Balik lagi ke awal, bahwa gak semua hal yang kita lihat di sosial media adalah representasi kehidupan individu in real life. Yah, walaupun ada juga sih yang begitu, tapi kan gak semua orang punya level eksistensi yang sama. Terkadang kita cuma mau share moment dengan sahabat-sabahat kita, tapi malah diartikan lain oleh followers kita.

Misalnya aja ya, ada orang share foto lagi di TMII anjungan Bali. Dengan caption: Bali
“Ih, sok-soan foto di Bali padahal di TMII.”
Lah, bener lah itu emang lagi di Bali, anjungan Bali. Masa mau tulis: Jawa Tengah?
Yang salah itu kalau yang posting itu nulisnya: Pulau Bali. Ini baru pembohongan publik.

Terus misalnya lagi ada orang share foto lagi di TMII (masih di anjungan bali), tanpa caption apapun, cuma mention akun Instagram teman-temannya.
“Ih, sok-soan foto di Bali padahal di TMII.”
Tolong jangan selalu berpikiran negatif, gak semua orang di dunia ini palsu. Gak semua orang di dunia ini suka menggiring opini atau menciptakan citra tertentu untuk dirinya atau kelompoknya. Mungkin dia cuma mau share moment kebahagiaan karena akhirnya bisa jalan bareng teman-temannya, atau mungkin ini moment pertama dan terakhir buat mereka bisa jalan bareng dan gak tau lagi kapan bisa jalan-jalan begitu walaupun cuma ke TMII. Kan kita gak tau ya. Lalu siapa yang justru sekarang menggiring opini?

Kenapa sih masih ada yang masih belum sadar soal yang kayak gini?

Menurut gw ya, karena belum adanya pendidikan usia dini tentang gimana kita bersosial media. Kita selalu diajarkan tatakrama, sopan santun, kejujuran, prasangaka positif untuk kehidupan nyata, bukan di sosial media.
“Ada pakde tuh, cium tangan dulu sana.”
“Ayo ngaku siapa yang mecahin vas bunga? Jujur!”
“Gak boleh ngomong gitu sama orang tua.”

Belum ada ajaran seperti ini:
“Dia cuma mau share moment aja. Biarin aja uang dia ini..”
“Kalau komen di postingan orang itu jangan menghujat”

Ya karena belum ada pelajaran bersosial media (atau mungkin gw yang gak tahu) maka orang-orang maha benar itu bersosial media dan kemudian menarik kesimpulan hanya berdasarkan asumsi mereka sendiri. Komen untuk hal yang gak perlu dikomen, kepo tentang sesuatu yang bukan urusan kita, dan lain sebagainya.

Lalu, ngapain sih kita berasumsi sendiri dan berusaha untuk menyebarluaskan ke khalayak yang akhirnya malah jadi dosa buat kita?

Banyak yang bilang, termasuk gw juga setuju bahwa intensitas pertemanan bukan digambarkan dengan saling follow di Instagram atau berteman di facebook. Pertemanan yang baik ya pertemanan yang saling aktif berkomunikasi, dan satu hal yang penting menurut gw adalah sosial media belum menjadi alat yang ideal untuk berkomunikasi secara baik.

Sekian. 😊

Jumat, 15 Februari 2019

Aw [kw] ard


Jadi ceritanya kemarin ada perayaan tahun baru di AEON. Acara ini diisi dengan doa, sedikit hiburan dari perwakilan store, diakhiri dengan makan bersama. Acara ini dihadiri juga oleh perwakilan AEON dari negara-negara lain. Dan gw termasuk hadirin dari AEON Indonesia.

Taraaaa... Gw terpilih sebagai The most social media person of 2018. Gak ngerti penilaiannya dari mana. Ekspresi gw waktu nama gw disebut cuma:
"What?... Are you kidding me?"
Sampe MC nya nyamperin gw buat ngajak gw ke atas panggung.

Balik ke tempat duduk, pertanyaan temen-temen gw juga gak kalah bingungnya:
"Emang lu anak sosmed banget ya?"
"Followers lu berapa?"
"Udah open endorse?"
Dan pertanyaan lain yang mempertanyakan kelayakan gw atas award ini karena mereka berekspektasi pemenangnya adalah orang yg gak kalah eksis sama awkarin (maybe). Semua orang bingung termasuk diri gw sendiri. Entah lah. Bisa dilihat feeds ig gw jauh dari kata bagus. Gw cuma posting apa yang gw mau posting, bukan posting yang harus mikir apa yang mereka suka..

Yang menang Zulfahmi dari Myanmar kali nih.. apa Zulfahmi dari Vietnam gitu?

Gw sempet mikir mungkin pertimbangannya karena gw selalu mengampanyekan #stopthewar atau #spreadlovenohate. Atau karena gw berani komen di lambe turah pake akun asli gw? Hahahaha... Mungkin gak sih panitianya mikir sampe sejauh itu?

Apapun itu gw cuma mau bilang terima kasih. Makasih buat followers gw yang ngeliat doang tapi gak ngelike (btw gw tau lhoo.. wkwkwk). Makasih juga buat followers atau visitor yang konsisten buat ngelike postingan gw.

Terakhir. Indonesia, ini dedikasiku untukmu. 🇮🇩🇮🇩🇮🇩

🤗🤗🤗

Note: sebagian dari postingan ini adalah improvisasi ditambah sedikit kehaluan.

*****
Hari ke: 18
@30haribercerita #30hbc #30hbc19 #30hbc1919
📷: me
*****